Video Mahsa Amini Jatuh Bukan Bukti Dia Mati Sebab Gempuran Jantung
Protes massal terus terjadi di Iran sesudah Mahsa Amini, seorang wanita Kurdi berusian 22 tahun, mati sesudah ditahan oleh polisi akhlak di Teheran awalan bulan ini.
Teheran mengeklaim reaksi kematian Amini pada media serta petinggi Barat menjadi usaha buat "menyalahi kedaulatan Iran," serta mendakwa terdapatnya "perang pemikiran serta perang hibrida (perang cyber) kepada negara Iran."
Iran mengeklaim Amini mati gara-gara tidak berhasil ginjal. Pemerintahan di Teheran menyampaikan tuduhan jika dia dipukulin saat ditahan oleh polisi yakni kabar berbohong.
Kantor Kabar Republik Islam menyampaikan:
"Medium serta influencer barat dalam beberapa waktu paling akhir mengupayakan keras buat jadi parah kekacauan di Iran serta mengeklaim kematian Mahsa Amini gara-gara tindak kekerasan polisi, meski sebenarnya video yang diberitakan oleh Polisi Iran memberikan meninggalnya gara-gara penyakit serangan jantung, serta perlihatkan kabar berbohong yang ditebarkan oleh medium barat serta reporter anti-Iran."
Claim Teheran masalah video Amini jatuh di kantor polisi "perlihatkan" jika dia mati gara-gara penyakit serangan jantung yakni salah.
Tanpa ada otopsi mandiri, pemicu nyata kematian Amini tetap belum dijumpai. Tetapi bukti memberikan indikasi jika polisi akhlak Iran memukulinya sebab dia tidak menggunakan kerudung dengan mestinya.
Polisi Iran keluarkan video CCTV, yang memberikan seorang wanita yang mereka analisis menjadi Amini tengah berhubungan dengan seorang polisi wanita di kantor polisi. Sesudah pembicaraan singkat, Amini memegang kepalanya, menggapai bangku, serta jatuh.
Iran menyampaikan video itu sudah menyanggah claim jika Amini dipukul polisi, serta dia "mati gara-gara tidak berhasil jantung."
Tanpa ada otopsi mandiri, pemicu nyata kematian Amini tetap belum dijumpai. Tetapi bukti memberikan indikasi jika polisi akhlak Iran memukulinya sebab dia tidak menggunakan kerudung dengan mestinya.
Polisi Iran keluarkan video CCTV, yang memberikan seorang wanita yang mereka analisis menjadi Amini tengah berhubungan dengan seorang polisi wanita di kantor polisi. Sesudah pembicaraan singkat, Amini memegang kepalanya, menggapai bangku, serta jatuh.
Iran menyampaikan video itu sudah menyanggah claim jika Amini dipukul polisi, serta dia "mati gara-gara tidak berhasil jantung."
Tetapi saksi mata tidak mengeklaim jika Amini dipukulin di kantor polisi. Malah, mereka menerka ia dipukulin di mobil van polisi sesudah diamankan di luar stasiun kereta di Teheran pada 13 September.
Erfan Mortezaei, ponakan Amini, menyampaikan terhadap medium Inggris Sky News, jika Amini kehilangan penglihatannya serta semaput di kantor polisi sebab "gegar otak gara-gara pukulan di kepalanya."
Mortezaei menyampaikan seorang saksi di mobil menyampaikan Amini "disiksa serta dihina" sejauh perjalanan ke kantor polisi.
Ayah Amini mengeklaim rekaman CCTV direkayasa. Direkayasa atau mungkin tidak, rekaman itu tidak perlihatkan Amini mati sebab tidak berhasil jantung.
Media pers Inggris, Guardian, memberikan laporan hasil CT scan "kepala Amini memberikan terdapatnya tulang patah, pendarahan, serta edema otak (pembesaran otak), yang nampaknya pastikan bila dia mati sebab kepalanya dipukulin."
Sumber beberapa foto serta arsip klinis yang lain yakni golongan hacktivist (peretas yang lakukan peretasan dengan bawa pesan akhlak atau politik, atau sosial) yang berencana menyampaikan hasil CT scan itu terhadap medium pemberitaan Iran berbahasa Farsi, Iran International.
Sejumlah berkas klinis itu belum diverifikasi secara mandiri menjadi naskah berkaitan hasil CT scan Amini.
Iran International memberikan laporan arsip
klinis serta beberapa foto itu "memperkuat laporan awal mulanya" dari sumber rumah sakit jika Amini mati gara-gara trauma otak, sesudah mengenyam "pukulan beberapa kali" di kepalanya.